Merancang kembali visi masuk ke UTM
Tak terasa, September telah berlalu. Bulan ini adalah bulan kedua masa perkuliahan aktif di UTM, dan aku ingin bercerita sedikit tentang kegiatan ku di UTM selama ini.
Selama sekitar awal bulan semuanya berjalan lancar. Seperti pertemuan perkuliahan biasanya, hanya ada pengelanan kontrak kuliah. Itu pun ada 3 yang kosong dari 7 matkul. Minggu kedua aku mulai mengenal karakteristik dosen, mana yang sepertinya killer dan mana yang tidak. Ada beberapa dosen yang sudah memulai materi kuliah, dan seingat saya belum ada tugas yang diberikan dalam minggu ini.
Minggu ketiga semua matkul berjalan seperti perkuliahan biasanya. Tidak ada kendala yang dihadapi kecuali matkul Alpro (Algoritma Pemrograman) – karena pada minggu itu dosen sudah mulai memberikan materi live coding dan beberapa yang masih belum paham masalah syntax apalagi konsep input/output. Di minggu ini pula jadwal ku mulai padat karena beberapa teman ingin mengajak belajar coding bareng dan beberapa tugas kelompok yang harus diselesaikan untuk minggu depan.
Minggu keempat ini sedikit diluar kendali. Dosen Alpro sudah mulai memberikan pertanyaan, mengetes pemahaman kami satu-per-satu. Disini teman satu kelasku banyak yang belum paham masalah branching sehingga jadwalku sedikit lebih padat untuk belajar coding bareng lagi. Kendala lain lagi yakni waktu yang tersita untuk kerkel tugas kelompok, rapat satu angkatan dan diklat UKM yang dijadwalkan pada weekend minggu ini.
Minggu kelima lebih parah. Alpro sudah masuk iterasi dan praktikum mulai berjalan. Dari pengamatan minggu ini rata-rata teman sekelas belum paham satu atau dua pertemuan alpro sebelumnya. Waktuku juga banyak tersita untuk persiapan lomba dan belajar bareng. Yang paling parah dari minggu ini ialah aku harus pulang mengorbankan 2 absen matkul karena terlalu lama tidak pulkam dan kekurangan dokumen yang dikumpulkan untuk persiapan UTS.
Minggu ini adalah minggu keenam dan aku masih begadang kehilangan rasa lelap untuk menulis artikel ini ditengah kesibukan besoknya.
Masih kah aku Kuat?
Ini masih bulan pertama dan akhir-akhir ini jam tidurku sering diatas jam 12 malam. Padahal sebenarnya aku sendiri tidak mempunyai masalah dengan tugas-tugas matkul, apalagi Alpro. Tentu aku punya banyak waktu luang diluar jam matkul, namun bisa kukatakan nyaris tidak ada yang kosong. Hmmm.. mungkin kah aku terlalu memikirkan orang lain daripada diriku sendiri?
Mulai minggu ini aku merasakan bahwa apa-apa yang diajarkan saat ospek prodi, yang kita nilai begitu kejamnya, bukanlah apa-apa dari aktivitas anak teknik sesungguhnya. Great power comes great responsibility, meskipun aku berhasil menarik perhatian dosen alpro karena terlalu sering maju mengerjakan soal dosen, tetap saja aku tak bisa egois meninggalkan yang lain dibelakang. Dulu aku sangat mudah menghandle beberapa orang belajar coding untuk keperluan apapun, sekarang aku membicarakan teman sebanyak satu kelas yang ingin belajar bareng dengan saya. Orang mudah saja berpikir kalau mengadakan kumpulan akbar buat belajar bareng bisa menyelasaikan masalah ini, namun kenyataan berkata tidak, karena bagaimanapun ampuh nya metode belajar yang digunakan, tak akan masuk dengan mudah kecuali tatap muka dan saling berkomunikasi secara langsung.
Bukan cuman masalah diatas, ada beberapa aspek lain yang harus aku pertimbangkan, apalagi saat nantinya jika aku berpartisipasi aktif dalam 3 organisasi UKM dan 3 event lomba yang aku handle di waktu kedepan. Kalau sudah seperti ini bagaimana nasib kuliah ku sendiri? Sempatkah aku untuk membenahi diri ataupun bertahan di teknik ini?
Kebijakan Baru
Saat aku balik kampung, aku sempat berpikir untuk menyiapkan segala sesuatu agar waktuku terpakai lebih efisien lagi. Beberapa langkah yang sudah aku lakukan sekarang harus aku rubah mulai dari sekarang, yakni:
-
UKM. Aku dulu sangat pede dengan mendaftar kedalam 3 organisasi UKM sekaligus karena aku berpikir kuliah tak kan memberatkan ku dan aku ingin pengalaman berorganisasi yang lebih luas. Dan sekarang aku berubah pikiran, sehingga dengan berat hati, aku akan melepaskan diri dari 2 UKM mulai dari detik ini juga, sebelum terlambat. Dengan ikut 1 UKM saja waktuku tak akan tersita oleh konflik jadwal yang sering kualami gara-gara jadwal UKM yang tumpang tindih.
-
Mobilitas. Bulan lalu aku sengaja tidak membawa motor ke madura agar aku bisa lebih dekat mengenal UTM dan kawan lain bila bertemu dijalan atau pas mendapatkan tebengan. Namun lama-kelamaan kebutuhan di luar jam kampus makin membendung. Sekarang dengan adanya motor aku lebih independen dan bisa memanfaatkan waktu lebih efisien dan mudah.
-
Jam Vakum. Sebenarnya aktivitas pondok disini sudah mengkover jam vakum (pembatasan jam diluar), yakni 7 pagi sampai sore dan habis isyak sampai 10 malam. Sekarang aku mau ini lebih diketatkan lagi, apalagi batas jam malam untuk kebaikan diriku sendiri. Hari matkul kosong (senin) akan aku vakumkan semaksimal mungkin agar aku mempunyai waktu untuk mempersiapkan tugas dari dosen dan keperluan mandiri lainnya.
End Quote
Jam menunjukkan dua malam dan sekarang aku ingin mengutarakan maksud dari semua penjelasanku diatas:
Setiap orang bisa terhindar dari masalah selama mereka mempunyai relasi: 1.) diatas mereka sendiri, 2.) sejajar dengan mereka sendiri, 3.) dibawah mereka sendiri. Orang yang berada diatasku ialah seperti keluarga, orang tua, dan semua rekan dan kenalanku yang mempunyai pengalaman lebih dari saya. Orang yang berada sejajar denganku ialah seperti rekan satu kelompok, organisasi, tim lomba, atau siapapun yang mempunyai tujuan dan misi yang sama denganku dalam hal dan tujuan apapun. Dan sisanya, orang yang berada dibawahku ialah siapapun yang mempunyai kemampuan atau pengalaman yang kurang dari diriku sendiri dalam bidang tertentu. Mereka wajib ada disetiap aspek kehidupan karena: 1.) Kamu butuh orang yang bisa menghandle kamu saat dalam masalah, 2.) Kamu butuh rekan dan environment yang bisa diandalkan untuk berkembang bersama dengan anda, 3.) Kamu punya tanggung jawab terhadap sesama rekan sendiri yang saling membutuhkan.
Dari pengalaman bulan lalu, aku berpikir bahwa aku mungkin terlalu memberanikan diri untuk memberikan segala sesuatu pada orang lain, sehingga muncul masalah baru pada diriku sendiri, kekurangan waktu untuk membenahi diri sendiri. Letak kesalahanku lagi ialah aku terlalu banyak membagi waktu untuk rekan dibawahku, sehingga ibarat mereka itu sudah melangkah tinggi namun aku sendiri tidak sempat melangkahkan skill lebih tinggi lagi. Ayahku berkata aku adalah tipe orang yang optimis hanya selama banyak orang bisa mengandalkan skill yang aku punya, dan memang aku akui itu. Maka dari itu, dimana-mana kalau ada teman yang membutuhkanku, baik coding bersama atau event lainnya, aku selalu berkata ‘iya’, tidak peduli bagaimana kocar-kacirnya keadaanku sekarang, sehingga masalahnya kembali ke letak kesalahanku diatas.
Jika kamu masih belum paham juga, coba lah kamu berpikir, bagaimana aku bisa menjunjung teman satu kelas, atau bahkan satu angkatan, jikalau aku tak bisa menjunjung diriku sendiri keatas?
Dan satu lagi, sebelumnya aku pernah meremehkan jenjang S1 ini. Namun mulai detik ini aku akan tarik ucapan itu. Sebagai teman yang baik aku akan mengingatkan kepada anda, bahwa jenjang S1 ini adalah ujung tombak karir hidup anda, sehingga jangan pernah meremehkan kesempatan apapun yang ada didepan mata. IPK tentu menentukan prospek karir anda kedepan, namun relasi juga tak kalah pentingnya. Selama Jenjang S1 ini, usahakan untuk terus membenahi diri dan fokus untuk mencari relasi baru dengan orang lain, terutama hubungan relasi diatas dan orang diluar area kampus, sehingga dengan demikian, setelah kamu wisuda, kamu akan terbantu dengan channel-channel luas didepan mata, tak akan sulit untuk menghadapi kejamnya kehidupan yang menanti ada kedepannya.
Selamat malam kawan, dan semoga kamu bisa tidur lelap dengan nyaman 🌃